o"Malang Loka Kala - Maloka" mengacu pada konsep sejarah dan budaya Malang, khususnya yang berkaitan dengan masa lalu dan perkembangannya. Ini mencakup warisan dari berbagai zaman seperti Hindu-Buddha dan era kolonial, yang masih terlihat dari peninggalan seperti candi dan bangunan kuno. Selain itu, istilah ini juga bisa merujuk pada potensi budaya lokal yang beragam seperti seni tari Topeng Malang, kuliner khas, dan bahasa lokal 'Boso Walikan' yang menjadi bagian dari identitas kota

o 

o o o o

o
• oPeninggalan Kuno: Malang memiliki jejak sejarah panjang yang dimulai dari masa Kerajaan Kanjuruhan, Kerajaan Singosari, hingga era kolonial Belanda, dengan bukti seperti Candi Badut dan berbagai bangunan kuno.
o
• oBangunan Bersejarah: Bangunan kolonial, yang memiliki gaya arsitektur gotik, menjadi saksi bisu sejarah kota ini.
o
• oFestival dan Tradisi: Festival dan upacara adat menjadi cara untuk melestarikan dan menghidupkan kembali warisan budaya dan kearifan lokal masyarakat Malang. 
o

o o o o

o
• oSeni dan Tarian: Tarian Topeng Malang yang menampilkan kisah epik, serta seni Ludruk, adalah bentuk ekspresi seni tradisional yang memperkaya budaya Malang.
o
• oBahasa Walikan: Bahasa gaul khas Malang, yang sering disebut 'Boso Walikan', merupakan salah satu keunikan budaya yang populer di kalangan anak muda.
o
• oKuliner dan Kesenian: Malang juga terkenal sebagai surga kuliner dengan berbagai makanan khas dan seni kerajinan bambu, seperti keranjang dan furnitur. 
o

o o o o

o
• oKonsep "Malang Loka Kala" juga melingkupi upaya pelestarian lingkungan dan pengembangan potensi wisata seperti kampung tematik, yang didukung oleh kelompok sadar wisata dan akademisi.
o
• oPerkembangan kota juga ditunjukkan dengan adanya pusat keramaian yang modern, serta pelestarian kampung dan kawasan bersejarah.
o